MENGUNGSI BUKAN HALANGAN MENCARI REJEKI

I Wayan Suka (40) sedang bekerja di Proyek Drainase Br. Abasan

Status Awas  Gunung Agung  memaksa  Warga Karangasem yang terkena dampak harus mengungsi meninggalkan kampung halamanya, selain evakuasi dari pemerintah banyak  warga yang memilih mengungsi secara  mandiri dengan mencari kerabat dan keluarga untuk mendapatkan tempat tinggal. Karena alasan tertentu mereka lebih memilih untuk menumpang sementara di rumah kerabat dibanding tinggal di tenda pengungsian. Tetapi tidak jarang rumah kerabat ataupun keluarga yang dituju tidak memiliki tempat penampungan yang memadai untuk banyak orang, sehingga pengungsi harus mencari tempat pengungsian terdekat dari rumah kerabat maupun keluraga. Seperti pengungsi di Desa Singapadu Tengah, yang harus mengungsi di Posko Pengungsian Kantor Desa Singapadu Tengah karena rumah atau tempat tinggal kerabat keluarganya tidak cukup untuk menampung  mereka.

Salah satu pengungsi yang menempati posko kantor Desa Singapadu Tengah adalah I Wayan Suka(40th) beserta 4 orang anggota keluarganya, yang  berasal dari Banjar Putung Desa Selat Karangasem. Keluarga I Wayan Suka mengungsi ke tempat kerabatnya bekerja yang berada di  belakang kantor desa Singapadu Tengah kecamatan Sukawati kabupaten Gianyar.  mengetahui ada laporan pengungsi di wilayah desa Singapadu Tengah perangkat Desa langsung terjun kelapangan untuk mendata dan mengecek lokasi penampung pengungsi disekitar, melihat keadaan tempat penampungan pribadi yang kurang memadai, I Wayan Suka dan keluarganya diarahkan ke kantor desa Singapadu Tengah yang sudah menyediakan posko penampung pengungsi Bencana Gunung Agung yang bisa menampung kurang lebih 20 pengungsi, dengan fasilitas WC umum dan dapur umum.

Setelah sehari tinggal di pengungsian kantor desa Singapadu Tengah dari obrolanya dengan perangkat desa diketahui bahwa I Wayan Suka adalah seorang tukang batu di wilayah asalnya, lalu Ketua LPM Desa Singapadu Tengah  Gusti Ngurah Putu Gede Jayantara alias Jik Jung menawarkan Wayan Suka untuk bekerja di Proyek Perbaikan Saluran drainase di Br. Abasan,  I Wayan Suka menyetujui tawaran tersebut, “pang sing med di pengungsian ngoyong” imbuhnya, Jik Jung lalu meminta ijin perbekel, yang menyambut baik dan mengijinkan Wayan Suka untuk ikut bekerja di Proyek tersebut.

Selain Wayan Suka yang tidak hanya berpangku tangan di pengungsian, istrinya Ni Wayan Putu (35) beserta Dua  orang pengungsi lainya juga mengisi waktu di pengungsian dengan mejejaitan, yang kemudian dijual kepada pengepul dan ada juga yang dibeli oleh perangkat Desa. Anak dari I Wayan Suka dan Ni Wayan Putu juga tidak hanya tinggal di pengungsian, anak pertama mereka  I Gede Juniartawan yang masih kelas 5 SD dan anak kedua mereka

 

I Kadek Susila Darma Putra kelas 3 SD  saat ini melanjutkan pendidikanya di SD Negeri 3 Singapadu Tengah.

Apresiasi kepada Pengungsi yang masih semngat menjalani harinya walau dalam keadaan yang sulit seperti saat ini, Astungkara Ida Sang Hyang Widhi Wasa memberikan jalan yang terbaik bagi kita semua. Rahayu sareng sami, shanti Baliku.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Situs ini menggunakan Akismet untuk mengurangi spam. Pelajari bagaimana data komentar Anda diproses.

%d blogger menyukai ini: